Joey Pelupessy, seorang pesepak bola yang kini berusia 31 tahun, tengah menikmati salah satu periode paling luar biasa dalam karier sepak bolanya. Dari pemain cadangan di FC Groningen, pelatih-pelatih yang mendukung perjalanan kariernya, hingga akhirnya menjadi pemain inti di klub Belgia, Lommel SK, perjalanan hidup Pelupessy semakin terasa tak terduga. Namun, puncak perjalanan kariernya yang tak pernah ia bayangkan terjadi di tengah petualangan internasionalnya. Debutnya untuk tim nasional Indonesia bukan hanya sekedar pencapaian dalam sepak bola, melainkan sebuah wujud dari koneksi emosional yang mendalam dengan tanah kelahiran nenek moyangnya.
Sejak akhir Januari lalu, Pelupessy menerima sebuah telepon yang mengubah segalanya. Telepon itu datang dari pelatih kepala timnas Indonesia, Patrick Kluivert. Awalnya, bagi Pelupessy, panggilan dari Kluivert terdengar tak terlalu mengejutkan. Ia mengenal Kluivert sejak masih berada di Jong FC Twente. Meski sempat terpisah jarak dan waktu, mereka tetap menjaga hubungan baik. Kluivert selalu memberikan ucapan selamat setiap kali Pelupessy meraih pencapaian besar dalam kariernya. Maka, ketika Kluivert akhirnya menjadi pelatih timnas Indonesia, Pelupessy merasa tidak ada yang mustahil jika ia dipanggil untuk bergabung.
Kontras Antara Lommel dan Jakarta
Lommel SK, klub tempat Pelupessy melanjutkan perjalanan profesionalnya di Belgia, memberikan sebuah kontras yang tajam dengan pengalaman luar biasa yang ia alami di Indonesia. Lommel adalah klub kecil di Liga Pro Belgia, dengan stadion yang hanya mampu menampung sekitar 3.000 penonton, jauh berbeda dengan suasana riuh yang ia rasakan di Jakarta. Namun, Pelupessy tidak merasakan kesulitan berarti untuk beradaptasi dengan perbedaan ini. Bagi dirinya, setiap kompetisi adalah tantangan baru yang ia nikmati sepenuhnya. Keindahan sepak bola ada di dalamnya, terlepas dari besar kecilnya stadion yang menghadapinya.
Musim pertama Pelupessy di Lommel SK berakhir dengan sedikit kekecewaan, setelah timnya hanya mampu finis di posisi ke-11 di klasemen akhir. Namun, Pelupessy melihat hal tersebut sebagai pondasi untuk musim berikutnya. Meski tidak mencapai promosi, ia yakin dengan potensi yang dimiliki tim dan berharap mereka bisa lebih baik di musim depan.
Debut Luar Biasa di Timnas Indonesia
Namun, kegagalan di level klub cepat terlupakan ketika Pelupessy mengingat debutnya untuk timnas Indonesia. Bagi banyak pemain, debut untuk timnas adalah pencapaian puncak dalam karier, dan bagi Pelupessy, itu adalah pengalaman yang tak akan terlupakan. Debutnya terjadi di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, di hadapan 72.000 penonton, yang memadati stadion untuk menyaksikan Indonesia melawan Bahrain dalam laga kualifikasi Piala Dunia. Timnas Indonesia berhasil memenangkan pertandingan tersebut dengan skor tipis 1-0, mempertahankan peluang mereka untuk lolos ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Pelupessy menggambarkan atmosfer di stadion saat itu sebagai sesuatu yang tak terlukiskan. Bahkan sebelum pertandingan dimulai, sudah ada sekitar 40.000 orang yang mengantre untuk masuk ke stadion. Ia pun tidak bisa menahan rasa haru saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dengan penuh rasa hormat. “Saya mencari lagu itu di YouTube dan berlatih di rumah. Saya ingin tahu arti lagu itu, karena bagi saya itu bukan sekedar lagu, tapi sebuah simbol dari tanah air,” ungkapnya.
Di luar stadion, Pelupessy merasakan gelombang dukungan dari masyarakat Indonesia yang luar biasa. “Ada sekitar 10.000 orang yang tetap berada di luar stadion saat pertandingan berlangsung. Dukungan yang kami terima sangat murni, sangat tulus,” ujarnya sambil tersenyum.
Koneksi Keluarga dan Emosional dengan Indonesia
Joey Pelupessy memiliki ikatan yang kuat dengan Indonesia, meskipun ia lahir dan dibesarkan di Belanda. Kakek neneknya berasal dari Saparua, sebuah pulau kecil di Kepulauan Maluku, Indonesia. Meskipun kakek dan neneknya sudah meninggal sebelum ia lahir, keluarga besar dari pihak ayahnya masih memiliki hubungan erat dengan Indonesia. Ayah Pelupessy, yang berasal dari keluarga besar di Indonesia, merupakan salah satu dari sedikit anggota keluarga yang lahir di Belanda. Sebagian besar saudara ayahnya lahir di Indonesia.
Perjalanan Pelupessy untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia pun tidak mudah. Setelah memenuhi persyaratan administratif, ia resmi menjadi pemain timnas Indonesia setelah mengambil sumpah di Kedutaan Besar Indonesia di Roma. Sejak saat itu, kehidupannya pun berubah, dengan peluang yang semakin terbuka lebar untuk tampil di kancah internasional.
Petualangan Internasional dan Media Sosial
Setelah memutuskan untuk bergabung dengan Lommel SK, Pelupessy menjalani pengalaman internasional yang tak kalah berkesan. Pada saat istirahat kompetisi Eropa, ia terbang ke Sydney untuk bergabung dengan timnas Indonesia dalam laga kualifikasi Piala Dunia. Di sana, ia bertemu dengan berbagai tokoh sepak bola terkenal, termasuk Kluivert, asisten pelatih Alex Pastoor, serta legenda sepak bola Belanda, Jordi Cruijff dan Gerald Vanenburg.
Selama beberapa bulan terakhir, hidup Pelupessy seakan berada di luar kendali. Kesan pertama tentang Indonesia, baik dari segi sepak bola maupun dari hubungan emosional dengan negara ini, membuatnya terpesona. Bahkan media sosialnya merasakan dampaknya, dengan jumlah pengikut Instagram-nya yang melonjak drastis dari 25.000 menjadi lebih dari 700.000. Pelupessy sadar bahwa ia kini tidak hanya menjadi pemain sepak bola, tetapi juga sebuah figur publik dengan pengaruh yang besar.
Menjaga Koneksi dengan Tanah Air
Satu hal yang pasti, bagi Pelupessy, adalah bahwa ia akan mengunjungi Saparua suatu hari nanti. Kini, dengan statusnya sebagai pemain timnas Indonesia, ia merasa lebih memiliki kewajiban untuk mengenal lebih dalam lagi tanah kelahiran nenek moyangnya. Ia berkomunikasi dengan sepupu ayahnya yang tinggal di Saparua dan merencanakan kunjungan ke sana.
Perjalanan karier Pelupessy yang penuh liku ini menunjukkan bahwa sepak bola lebih dari sekadar olahraga. Ini adalah tentang identitas, rasa hormat terhadap budaya, dan bagaimana seseorang bisa menemukan jalan kembali ke akar-akar mereka, bahkan ketika sudah berada di puncak dunia. Dengan kesempatan untuk tampil di Piala Dunia yang semakin terbuka, perjalanan Pelupessy masih jauh dari kata selesai. Namun, satu hal yang pasti: ia akan selalu mengingat perjalanan luar biasa yang membawanya kembali ke Indonesia.